Saat ini
aku termenung
menembusi jendela kehidupan
melayari segenap kebenaran
Saat ini
aku terpaku
betapa sukar menjaga bunga nan mekar
agar tidak layu dek dahagakan kesabaran
Sedangkan bunga itu juga perih
meniti segenap kudrat yg ada
untuk terus hidup menghiasi taman
agar bisa membuat si pekebun gembira
setiap hari, setiap masa.
Biarkan..
biarkan dirinya dibasahi hujan
biar dia ditampar angin nan kencang
namun dia tetap dia
tetap teguh di situ
menanti si pekebun datang
membawa senyuman hingga ke petang
Adakalanya ada kumbang yg ingin menjengah
tetapi langsung ditepis
Adakalanya ada serangga yg menyinggah
tetapi langsung dia menghayun diri
Agar mereka jatuh ke bumi
agar dia tidak mati
agar si pekebun tidak menabur benci
Namun saat ini entah mana silapnya
Entah bagaimana diri sendiri tidak menyedari
Rupanya si pekebun sudah lama memerhati
Bunga yg mekar harumnya tiada lagi
rupa yg indah tarikannya kosong walaupun diteliti
Meski dia memujuk
si pekebun hanya berlalu pergi..
Mengharap sesuatu yg lebih
Sesuatu yg di luar kudratnya diri
Sesuatu yg tidak tercapai meski ingin diraih
kerana dia turut lemah, layu diduga Illahi...
Andai si bunga bisa bermadah cinta
Andai saja si bunga bisa berkalam bicara
Andai saja dia tahu apa yg tersirat di jiwa
Diri ini turut ingin merawat luka
Juga mahu memberi sepenuh hati padanya
Tidak pernah ada sekelumit niat membelakangi
Apatah lagi tidak menghormati
Cuma mungkin silapnya diri
Tidak peka menjaga diri
Tidak peka menjaga hati..
No comments:
Post a Comment